SAINS TEKNOLOGI DAN KEJURUTERAAN DALAM ISLAM (DUA
2012)
PENGAJIAN AM
TAJUK:
Peranan Wahyu Dalam Membentuk
Generasi Alaf Baru
PROGRAM : DNS
SESI : DISEMBER
JABATAN : JTMK
Ustaz Abdul Ghani Bin Jusoh
NAMA
|
MATRIX
|
NIK
AYESHA NADHIRA BT NIK MOHAMMED AINUL AZLAN
|
12DNS15F2018
|
NUR
FAZLIN HAZWANI BT HASSAN
|
12DNS15F2002
|
NUR
AIMAN AFIQAH BT AHMAD
|
12DNS15F2001
|
Penghargaan
Bismillahirahmanirahim..
Alhamdullilah, bersyukur
ke atas ilahi dengan limpah rahmat serta nikmat masa, nyawa tenaga yang dianugerahkan
kepada kami dapat juga kami menyiapkan tugasan E-folio yang bertajuk Peranan
Wahyu Dalam Membentuk Generasi Alaf Baru ini dengan jayanya.
Pertamanya, kami
ingin ucapakan penghargaan ini kepada pensyarah tercinta
kami, Ustaz Abdul Ghani Bin Jusoh kerana dengan tunjuk ajar serta bimbingan
daripadanya membuka ruang untuk kami menyiapkan tugasan ini.
Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada ibu bapa kami yang memberi
kami pemudahcara untuk menyiapkan kerja kursus ini. Mereka
telah memberikan kami segala kemudahan dan sokongan moral yang tidak
terhingga sampai kami berjaya menghabiskan tugasan ini.
Ucapan penghargaan ini
juga kami tujukan kepada rakan-rakan yang banyak memberi sokongan dalam
menyiapkan E-folio. Mereka membantu kami dengan menjawab setiap pertanyaan yang
kami ajukan kepada mereka.
Akhir skali, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada mereka yang terlibat secara lansung atau
sebaliknya dalam pembikinan kerja kursus ini.Terima kasih.
Pengenalan
Addinu ‘aqlun la dinna liman la ‘aqla lahu “Agama adalah
akal, tidak ada agama bagi mereka yang tidak mempunyai akal.” “Sesungguhnya
akal tidak bertentangan dengan wahyu, dengan akal wahyu dapat berfungsi
menjawab persoalan-persoalan yang ada, kerana itu dengan akal runang ijtihad
akan semakin berkembang.” (Ibnu Rushd) “Aku berpikir maka aku ada
Setelah Nabi menerima wahyu yang pertama, wahyu-wahyu
yang lain diturunkan secara berperingkat dalam rangkaian ayat yang mampu
menjawab pelbagai masalah yang timbul dan juga dolak dalih musyrikin mekkah.
Disini peranan wahyu begitu penting sebagai petunjuk hidup manusia, wahyu tidak
akan berfungsi jika tidak digunakan dengan akal yang waras, wahyu turun untuk
disampaikan kepada mereka yang berakal,maka dengan itu wahyu berfungsi secara
benar, membezakan hak dan batil menunjukan cara hidup yang sebenar ,sebagai
petunjuk kepada akal.
Oleh itu, akan akan dapat menerima penerapan wahyu dengan
sempurna. Wahyu dan akal mempunyai peranan penting sebagai petunjuk hidup
manusia, bukan saja sekadar ritual keagamaan semata-mata, akan tetapi fungsi
wahyu dan akal dapat digunakan lebih jauh daripada itu. Dengan wahyu dan akal
kita berharap peranan agama akan semakin terasa mendamaikan, jauh dari tindakan
kekerasan dan keganasan, kerana kita yakin bahawa mereka yang melakukan
kekerasas dan melampau-lampau tidak memahami fungsi wahyu dan akal secara benar
dan jelas.
Disini peranan wahyu begitu penting sebagai petunjuk
hidup manusia, wahyu sama sekali tidak akan pernah berfungsi jika tidak
digunakan dengan akal sehat, wahyu turun untuk disampaikan kepada mereka yang
berakal, sehingga dengan adanya wahyu akal berfungsi secara benar, bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, wahyu sebagai petunjuk akal,
sebaliknya akal sebagai interpretasi penerapan wahyu secara benar.
ISI-ISI
PENGERTIAN WAHYU
Pengertian wahyu dari
segi bahasa isyarat, ilham, nasihat,bimbingan, panduan atau petunjuk yang
disampaikan ke dalam hati manusia. Istilah syarak kalam Allah yang disampaikan
kepada para nabi dan rasul melalui malaikat Jibril mengenai syarat dan hukum
Nya sebagai bimbingan kepada manusia.
PERANAN WAHYU:
Peranan wahyu memimpin manusia ke jalan yang benar melalui risalah Islam menyuruh manusia melaksanakan syariat Allah mendidik manusia kepada akhlak manusia membetulkan akidah manusia yang telah rosak
Peranan wahyu memimpin manusia ke jalan yang benar melalui risalah Islam menyuruh manusia melaksanakan syariat Allah mendidik manusia kepada akhlak manusia membetulkan akidah manusia yang telah rosak
CIRI-CIRI WAHYU
Sebagai agama islam wahyu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berkembang secara revolusi, diwahyukan Tuhan.
Jika agama-agama lain namanya ada setelah pembawa ajarannya telah tiada,
maka nama Islam sudah ada sejak awal kelahirannya. Allah swt. sendiri yang
memberikan nama untuk agama Islam ini, seperti dalam QS. Ali Imran ayat 19 yang
artinya:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.”
Ini merupakan salah satu keistimewaan dan sekaligus tanda bahwa Islam
adalah satu-satunya agama wahyu yang diredhai Allah untuk umat-Nya. Mengenai
Islam berkembang secara revolusioner, dapat dilihat dari segi pembawa ajaran
Islam (Nabi dan Rasul). Islam merupakan agama semua Nabi dan Rasul beserta
pengikut-pengikut mereka. Hal ini telah dijelaskan dalam firman-firman Allah,
sebagai berikut:
a. Islam sebagai agama Nabi Ibrahim dan anak
cucunya:
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada
Engkau (Muslim) dan jadikanlah di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh
kepada Engkau (Muslim). (QS.
Al-Baqarah: 128).
b. Islam sebagai agama Nabi Musa dan pengikutnya:
“Berkata Musa: Hai kaumku, jika kamu beriman
kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar
Muslim.”(QS. Yunus:
84).
c. Islam adalah agama Nabi-nabi Bani Israil:
“Sesunguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara
orang-orang Yahudi oleh Nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah (Muslim),” (QS. Al-Maidah: 44).
d. Islam adalah agama Nabi Muhammad saw:
“Katakanlah wahai Muhammad: sesungguhnya sembahyangku dan ibadahku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan seru sekalian alam. Tiada sekutu
bagi-Nya, dan dengan yang demikian saja aku diperintahkan dan aku adalah orang
yang pertama kali berislam.” (QS. Al-An’am: 162-163)
2. Disampaikan melalui utusan Tuhan.
Telah jelas bahwa agama Islam itu adalah agama wahyu samawi yang
disampaikan kepada umat manusia dari Allah swt. melalui para Nabi dan Rasul
sepanjang sejarah Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad saw.
3. Ajaran ketuhanannya Monoteisme Mutlak (tauhid).
Islam mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah, hal ini tertuang dalam lafadz syahadat yang
merupakan salah satu rukun Islam.
4. Memiliki kitab suci (berupa wahyu) yang bersih dari dari
campur tangan manusia.
Kitab suci umat Islam adalah al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. seperti yang telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS. An-Najm
ayat 3-4 : “Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut
kemauan hawa nafsunya.Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).” Ini menjadi bukti bahwa kitab suci (al-Qur’an)
diturunkan bersih dari campur tangan manusia, termasuk nabi yang menerimanya
sendiri. Jadi wahyu (kitab suci) ini benar-benar murni bersumber dari Allah
swt.
5. Ajaran prinsipnya tetap (ajaran tauhid dari waktu ke waktu).
Segala macam bentuk ajaran dalam Islam merupakan bentuk konsekuensi
tauhid. Seperti masalah ibadah, yang merupakan realisasi dari ketauhidan
seseorang. Orang yang menyatakan bahwa Tuhan yang menciptakan dan memelihara
alam semesta adalah Allah, konsekuensinya ia harus beibadah hanya kepada Allah.
Pandangan Wahyu Melaui Al quran
Sesungguhnya ia (al-Quran) diturunkan oleh Tuhan Pengatur semesta alam. Dibawa turun oleh Ruhul Amin (Jibril) pada hatimu agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan (QS. asy-Syu’ara:192-194).
Dalam ayat lainnya, al-Quran menjelaskan, Katakan siapa yang bermusuhan terhadap Jibril, sesungguhnya dia menurunkannya pada hatimu dengan izin Allah, membenarkan kitab-kitab sebelumnya sebagai petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman (QS. al-Baqarah:97).
CARA-CARA PENURUNAN WAHYU
Pertama. Melalui Mimpi.
Wahyu Allah
ta’ala turun kepada Nabi saw melalui mimpi. Mimpi yang benar (ru’ya shadiqah).
Dengan tiba-tiba dalam tidur Nabi saw, beliau bermimpi secara mendadak. Dan,
mimpi itu benar adanya. Mengenai wahyu disampaikan melalui mimpi. Pernah juga
dialami oleh Nabi Ibrahim as. Ketika Nabi Ibrahim as menerima perintah untuk
menyembelih Nabi Isma`il as. Biasanya wahyu yang turun melalui mimpi mengandung
perintah.
Kedua. Langsung Masuk Ke Dalam Hati.
Wahyu Allah
swt langsung masuk ke dalam hati Nabi saw. Nabi saw bersabda, “Roh kudus
[malaikat Jibril] memasukkan pengertian ke dalam lubuk hatiku. Bahawa, seorang
manusia tidak akan mati sebelum ia menerima semua yang telah ditetapkan
baginya. Kerana itu hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, dan carilah rezeki dengan
jalan yang baik. Janganlah sesekali kelambatan datangnya rezeki membuat engkau
mencarinya dengan jalan maksiat [derhaka terhadap Allah]. Apa yang ada pada
Allah hanya dapat diperoleh dengan cara berbakti dan taat kepada-Nya.”
(Siratul Musthafa Shallallahu ‘alaihi wa sallama, 2008).
Ketiga. Malaikat datang kepada Nabi saw
sebagai seorang lelaki.
Malaikat yang menyampaikan wahyu Allah ta’ala
ini menyerupai seorang lelaki dan tidak ada bezanya dengan seorang manusia.
Sehingga Nabi saw sendiri sering terkecoh. Adakalanya para sahabat ikut
melihatnya. Tetapi, para sahabat tidak tahu jika orang yang baru ditemui itu
seorang malaikat. Yang pernah terjadi malaikat yang menyerupai lelaki tersebut
sangat rupawan. Ketika itu banyak yang menggambarkan kebagusannya menyerupai
Dahyah al-Kalby. Sampai-sampai terdapat catatan sejarah. Apabila Dahyah
memasuki Kota Madinah dengan membawa barang dagangan. Banyak kaum hawa Madinah
yang mengintip, atau bahkan keluar rumah untuk sekadar melihatnya.
Keempat. Suara Loceng.
Bunyi suara loceng tersebut seringkali membuat
Nabi saw merasa berat. Jika wahyu turun kepada Nabi saw dalam bentuk suara loceng.
Nabi saw merasakan adanya sesuatu yang sangat berat. Keringat beliau mengucur
deras dari kening beliau. Meski udara dalam keadaan dingin. Apabila Nabi saw
sedang naik tunggangan beliau,iaitu unta, lalu unta tersebut terus bersimpuh.
Malah sahabat Zaid bin Tsabit r.hu pernah berdampingan dengan Nabi saw semasa
Nabi saw menerima wahyu. Maka, kaki sahabat Zaid yang tertindihi kaki dia
rasakan mau hancur. Karena beratnya penderitaan Nabi saw, jika wahyu diturunkan
ke dalam bentuk suara loceng.
Kelima. Malaikat
Berwujud Asli.
Nabi saw pernah melihat malaikat Jibril as
dalam bentuk aslinya. Menyampaikan wahyu Allah ta’ala. Seperti saat diufuk
depan Gua Hira dan ketika di Sidratul Muntaha. Malaikat Jibril as langsung
mengajarkan kepada Nabi saw mengenai wahyu yang diembannya.
Keenam. Melalui Isra` dan Mi’raj.
Wahyu langsung disampaikan oleh Allah ta’ala
kepada Nabi saw. iaitu, saat Nabi saw diperintahkan menunaikan isra` dan
mi’raj. Tidak melalui mimpi. Tidak melalui perantara. Benar-benar dijumpai Nabi
saw dengan mata kepada beliau saw. Namun bagimanapun Nabi saw belum pernah
selama hidupnya berjumpa langsung dengan-Nya.
Ketujuh. Perintah daripada Allah S.W.T kepada
Nabi Muhammad s.a.w
Memang mirip dengan cara
yang ke-6. Ini terjadi tidak dalam keadaan tertidur. Melainkan dalam keadaan
terjaga. Tempatnya adalah bumi. Ini yang membedakan penerimaan wahyu Allah
ta’ala kepada Nabi saw, selain ada yang diterima di Sidratul Muntaha ada yang
diterima langsung di bumi.
PERINGKAT
PENURUNAN WAHYU
•Dari Allah ke Luh Mahfuz yg
diturunkan sekaligus
•Dari Luh Mahfuz ke Baitul
Izzah di langit dunia juga sekaligus pada malam Lailatul Qadar
•Dari Baitul Izzah kepada
Rasulullah beransur-ansur selama 23 tahun melalui malaikat jibril.
KEISTIMEWAAN WAHYU AL-QURAN:
Mengandungi pelbagai ilmu
pengetahuan kepada semua manusia dan merupakan rahmat kepada orang yang beriman
sebagai pegangan hidup.seterusnya, tidak dapat ditandingi oleh mana-mana kitab
lain dan terjamin daripada sebarang perubahan atau pemalsuan sehingga ke hari
kiamat.selain itu,menjawab segala permasalahan manusia.
CARA BERSYUKUR DENGAN WAHYU:
Mengamalkan segala ajaran
wahyu dalam kehidupan dan meninggalkan segala larangan wahyu.selain
itu,mendalami dan mengkaji kebenaran wahyu dan menjaga kesucian wahyu.
KEPERLUAN WAHYU KEPADA MANUSIA:
Untuk membetulkan akidah manusia dan
membawa manusia ke jalan yang benar dan mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.seterusnya, membetulkan ajaran agama yang telah diselewengkan dan
menerangkan cara-cara melaksanakan ibadat.selanjutnya, mendidik akhlak manusia.
Selain itu,panduan kepada manusia dalam melaksanakan perintah Allah SWT dan
mendorong akal manusia membina tamadun.
SEBAB WAHYU TELAH TERHENTI PENURUNAN WAHYU NYA:
Rasulullah SAW adalah adalah
rasul terakhir dan Al-quran telah lengkap dan sempurna. Selain itu, ajaran
al-quran adalah sesuai pada setiap waktu dan zaman.
Untuk melahirkan generasi
muda yang progresif dan dinamik yang berpotensi
menggerakkan jentera Islam menuju
kejayaan, mereka perlu melalui proses tarbiyyah yang cemerlang. Tarbiyyah yang
mampu menumbuhkan syajarah taiyyibah (pepohon yang terbaik). Pepohon yang
melahirkan seruan terbaik dan membawa mesej terbaik. “Kalimah terbaik bagaikan
pepohon terbaik, tunjangnya teguh dan cabangnya menjulang di lagit. Ia
dikunjungi setiap masa oleh mereka yang mahu menikmati kelazatan buahnya dengan
izin Tuhannya.”
WAHYU SEBAGAI SUMBER ILMU YANG AZALI:
MAKSUD AZALI: Azali merujuk kepada ilmu Allah SWT yang hakiki, tiada permulaan dan kesudahan, kekal, mutlak dan tidak terbatas kepada sesuatu tempat dan ruang. oleh itu wahyu, yakinlah ilmu atau Kalamullah yang diturunkan kepada Rasullulah adalah sumber ilmu yang azali.
PERBUATAN YANG BERASASKAN
WAHYU:
Perbuatan tersebut tidak memihak kepada golongan tertentu dan perbuatan tersebut adalah menyeluruh dan adil kepada semua pihak. Selain itu, perbuatannya konsisten dan tidak berubah.“Diceritakan bahwa di zaman Nabi SAW, seorang wanita dari Bani Makhzum dituduh mencuri. Ketika terbukti bahwa ia telah melakukan pencurian, Rasulullah SAW memerintahkan agar ia segera dihukum potong tangan. Orang-orang Bani Makhzum terkejut mendengar berita memalukan yang akan menimpa salah seorang wanita keturunan terhormat mereka karena pasti akan dipotong tangannya. Lalu mereka menghubungi sahabat Utsamah ibnu Zaid yang menjadi kesayangan Nabi, agar ia mahu memintakan grasi dari Rasulullah terhadap wanita kabilahnya. Kemudian Utsamah memohon grasi untuk wanita tersebut, dan ternyata jawaban beliau : “Apakah kamu meminta grasi terhadap salah satu hukuman had Allah?”. Kemudian Nabi memanggil semua kaum muslimin lalu beliau berpidato : “Wahai umat manusia, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah hancur, karena mereka menerapkan hukuman had terhadap orang yang lemah, sedangkan yang mulia, mereka biarkan saja. Demi Dzat yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, seandainya Fathimah (anak Nabi) mencuri, maka pasti akan kupotong tangannya”( Hadits riwayat Bukhari). Ini menyatakan bahawa walaupun anak Rasullulah sendiri tidak terlepas dari hukuman andai membuat salah.
SEBAB AKAL MANUSIA MEMERLUKAN WAHYU:
Akal
manusia sentiasa terdedah kepada kesilapan dalam membuat keputusan dan
kemanpuan akal adalah terhad dan hanya mampu memikirkan perkara zahir sahaja. selain
itu,kebenaran akal adalah bersifat sementara dan akal manusia mudah dipengaruhi
oleh nafsu dan persekitaran. para pemikir dan perancang pendidikan, mestilah
merancang dan merangka serta mencari jalan-jalan dan kaedah paling berkesan
untuk menggagalkan peperangan pemikiran yang dilancarkan oleh penjajah untuk
menakluki pemikiran umat supaya tunduk kepada mereka.Penjajahan fikiran lebih
berbahaya daripada penaklukan negara.
Ini
ialah kerana penaklukan pemikiran itu tidak berakhir dengan pengunduran
penjajah daripada sesuatu negara. Meskipun kini, banyak negara Islam yang
dijajah telah merdeka, namun mentaliti anak tanah jajahan dan kesan-kesan
peperangan fikiran masih lagi kekal dianuti oleh sebahagian besar masyarakat
Islam yang terjajah itu. Kesan peperangan pemikiran ini menjadi penghalang
besar untuk masyarakat Islam membina falsafah, sistem dan kandungan pendidikan
mengikut acuan mereka sendiri.
KESAN DARIPADA PIMPINAN WAHYU KEPADA MANUSIA:
Menyelamatkan dan menjauhkan manuisa daripada kesesatan dan azab api
neraka.Seterusnya, manusia menyembah Allah dengan melaksanakan perintah dan
meninggalkan laranganNya serta manusia memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat. Selain itu,manusia dapat membezakan antara perkara
yang halal dengan yang haram dalam membuat sesuatu tindakan.
Dengan ini tamadun manusia akan berkembang pesat dan maju dari segi
rohani, sosial dan teknologi. Antara contoh yang boleh disimpulkan disini ialah
keunggulan dan kekuasaan kerajaan Uthmaniah yang menguasai 2 per 3 dunia.
mengusai ilmu berdasarkan wahyu dan ilmu yang dituntut
PERSOALAN
YANG TIDAK MAMPU DIFIKIRKAN OLEH AKAL
TANPA BIMBINGAN WAHYU:
Memikirkan hakikat ketuhanan yang
sebenar dan memikirkan cara-cara beribadat yang sebenar.seterusnya,memikirkan
perkara-perkara ghaib .Contohnya malaikat , jin , dan sebagainya .Selain itu,
memikirkan perkara-perkara Samiyyat seperti azab kubur, syurga dan neraka dan
memikirkan nilai-nilai dan akhlak murni yang sebenar.Adapon sains boleh
mengkaji ciptaan dan proses pembentukan manusia, tetapi ia hanya dapat disahkan
pada abad ke 19. didalam AL-quran the diceritakan secara teperinci akan proses
tersebut. Malah, sehingga kini manusia masih belum dapat pastikan dari mana ruh
manusia di masukan. ruh merupakan keajaiban yang datang dari Allah, suatu
perkara yang ghaib.
Lampiran
Setelah menjalankan kerja ini,kami
dapat memahami dengan lebih mendalam tentang peranan wahyu dalam kehidupan
manusia pada jenerasi kini. Wahyu tidak
serta merta kehilangan fungsi. Ketika kita berhadapan dengan sesuatu yang tidak
lazim,kita masih memerlukan ”pertimbangan wahyu”.
Al-Quran yang telah diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW mempunyai peranan yang sangat penting dalam bidang sains dan
teknologi. Galakan al-Quran untuk mengkaji dan merenungi penciptaan alam telah
menjadi titik utama untuk mendorong para saintis Islam melakukan kajian.
Justeru, kita sebagai generasi muda Islam yang
bakal menerajui bidang-bidang profesional ini mestilah bertindak bijak
dengan mengamalkan segala ajaran al-Quran danmengkaji penciptaan alam semesta
agar dapat bertemu dengan hikmahnya serta meningkatkan ketaatan kepadanya.
Wallahu A’lam.
RUJUKAN
"Membumikan"
Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat
Al – Qur’an Al – Karim dan terjemahannya
Che Haslina Binti Abdullah , Buku Teks CTU 101 “Prinsip-prinsip Asas Islam” , Bab 2 ‘Aqidah Teras Pembangunan Muslim.
Ustaz
Ishak Din dan Prof. Dato’ Dr. Harun Din , 1995 , Permasalahan Aqidah Tauhid ,
Kuala Lumpur , Darul Nukman.